1. Korowai, Indonesia
Suku Korowai mendiami wilayah Kaibar di Kabupaten Mappi, Papua. Mereka tinggal di dalam hutan, alam liar Papua yang penuh hewan buas. Oleh karena itulah, rumah mereka dibuat di pohon setinggi 15-30 meter!
Untuk membuat rumah super tinggi itu, Suku Korowai mengambil kayu, rotan, akar, dan rating pohon dari rawa dan hutan di sekitar mereka. Suku Korowai hanya turun dari rumah untuk mencari makanan seperti buah dan daging.
Namun, bukan berarti banyak pohon yang ditebang untuk membuat rumah ini. Suku Korowai punya kedekatan tersendiri dengan lingkungan, tak heran mereka sangat menjaga alam sekitar.
Untuk membuat rumah super tinggi itu, Suku Korowai mengambil kayu, rotan, akar, dan rating pohon dari rawa dan hutan di sekitar mereka. Suku Korowai hanya turun dari rumah untuk mencari makanan seperti buah dan daging.
Namun, bukan berarti banyak pohon yang ditebang untuk membuat rumah ini. Suku Korowai punya kedekatan tersendiri dengan lingkungan, tak heran mereka sangat menjaga alam sekitar.
2. Piraha, Brasil
Suku Piraha yang mendiami bantaran Sungai Maici di Amazon, Brasil, punya keunikan dalam hal bahasa. Alih-alih menggunakan kata-kata, Suku Piraha menggunakan siulan sebagai tanda berburu makanan.
Mereka membentuk sebuah kelompok tanpa adanya hierarki. Berbeda dengan suku-suku lainnya, Piraha juga tak punya pemimpin kelompok.
Mereka membentuk sebuah kelompok tanpa adanya hierarki. Berbeda dengan suku-suku lainnya, Piraha juga tak punya pemimpin kelompok.
3. San, Namibia
Masih inget film komedi 'The Gods Must Be Crazy?' Jika ya, Anda pasti familiar dengan Suku San alias African Bushmen. Suku pemburu ini tinggal di Gurun Kalahari, serta beberapa wilayah di Namibia dan Bostwana.
San disebut-sebut merupakan suku asli tertua di Afrika, konon sudah membentuk komunitas sejak 100 ribu tahun yang lalu. Mereka terbagi menjadi beberapa grup, masing-masing beranggotakan 25 orang, yang bertemu satu sama lain dalam rangka pernikahan atau pertemuan sosial.
San disebut-sebut merupakan suku asli tertua di Afrika, konon sudah membentuk komunitas sejak 100 ribu tahun yang lalu. Mereka terbagi menjadi beberapa grup, masing-masing beranggotakan 25 orang, yang bertemu satu sama lain dalam rangka pernikahan atau pertemuan sosial.
4. Hamar, Ethiophia
Suku Hamar di Ethiophia tersohor akan tradisi lompat sapi dan para wanitanya yang tangguh. Mereka adalah komunitas semi-nomadik, hidup dengan menggembala kambing dan hewan ternak.
Ada tradisi unik sekaligus menyakitkan sebelum suku ini melangsungkan pernikahan. Pria yang akan menikah meloncati sapi sebanyak 4 kali. Bila berhasil, pria Hamar boleh menikahi perempuan yang ia sukai.
Cara lain, saudara perempuan calon mempelai pria dengan sukarela dicambuk oleh Maza (sekelompok orang yang telah melewati inisasi tersebut). Tak sedikit wanita yang melakukan hal ini, dan mereka bangga memperlihatkan luka-luka tersebut.
Ada tradisi unik sekaligus menyakitkan sebelum suku ini melangsungkan pernikahan. Pria yang akan menikah meloncati sapi sebanyak 4 kali. Bila berhasil, pria Hamar boleh menikahi perempuan yang ia sukai.
Cara lain, saudara perempuan calon mempelai pria dengan sukarela dicambuk oleh Maza (sekelompok orang yang telah melewati inisasi tersebut). Tak sedikit wanita yang melakukan hal ini, dan mereka bangga memperlihatkan luka-luka tersebut.
. Surma, Ethiophia
Masih di Ethiophia, salah satu suku unik yang wajib Anda lihat adalah Surma. Mereka terkenal karena tradisi logam bundar yang disematkan pada bagian bawah bibir.
Meski sudah terpengaruh budaya barat, Suku Surma masih menjaga dan mempraktekkan tradisi ini sampai sekarang. Kini, ada sekitar 100 orang Suku Surma yang hidup dengan berburu dan beternak.
Meski sudah terpengaruh budaya barat, Suku Surma masih menjaga dan mempraktekkan tradisi ini sampai sekarang. Kini, ada sekitar 100 orang Suku Surma yang hidup dengan berburu dan beternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar