Jumat, 28 April 2017

Benarkah Kak?

Benarkah Kak? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di tepi hati nan lara, terusik kata tajam yang menusuk, layaknya angin mencekam yang menembus pori-pori jiwa. Walau usia semuda pucuk daun teh, angin yang merajam tetap dirasa, bahkan mungkin lebih terasa sengit. Tak hanya usia, bahkan mungkin nalarnya belum setinggi langit dan seluas samudra yang membentang, menyamai angan orang-orang yang tak lagi terbuai kasih dan menelusuri hidup dengan langkah tanggung jawab lebih. Yang dalam pikirnya lebih mendominasi porsi sangka buruknya dibandingkan prasangka baiknya.

Gambaran gadis kecil memang selalu penuh dengan warna hidup sederhana, makanya Aina gadis kecil yang lucu, dengan kepolosan tutur kata dan tingkahnya, lukis wajah yang cantik dengan keharuman parasnya saat orang lain memandang, dan terlebih keteduhan keluarga yang senantiasa menaburkan kasih sayang yang tak terhingga. Kasih Sang Pencipta tak berhenti, semua memang berjalan menyusuri garisnya, garis yang dipahat di masa yang sangat jauh di belakang. Kecakapannya yang lebih dibanding anak usia di atasnya, membuat dia dikenal juga sebagai gadis kecil yang memiliki kemampuan lebih dari sisi akademisnya. Namun seperti halnya jodoh, dikala ada kelebihan pasti kan diiringi pula puzzle kekurangannya, sungguh lirih karena dia dikata kurang dalam sikapnya.

Bukan karena sentuh didikan dari keluarga, atau kurangnya uluran pendidikan dari sekolah, namun gadis kecil berumur 5 tahun yang masih duduk di bangku Taman
... baca selengkapnya di Benarkah Kak? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 26 April 2017

Wiro Sableng #42 : Badai Di Parang Tritis

Wiro Sableng #42 : Badai Di Parang Tritis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

SIANG ITU laut selatan tampak cerah. Ombak memecah tenang di pantai Parangtritis. Burungburung laut terbang berkelompok-kelompok dan angin bertiup membendung teriknya sinar sang surya.

Belasan perahu tampak berjejer di tepi pasir. Para nelayan sibuk memperbaiki dan membenahi jaring masingmasing untuk persiapan turun ke laut malam nanti. Di tepi pantai, dibawah jejeran pohonpohon kelapa anak-anak ramai bermain-main. Baik nelayan-nelayan maupun anak-anak itu semuanya serta merta memalingkan kepala ketika telinga mereka menangkap suara tiupan seruling yang keras dan merdu. Yang meniup seruling ternyata adalah seorang bocah bertelanjang dada. Anak ini meniup suling bambunya sambil duduk di atas punggung seekor kerbau yang melangkah di sepanjang jalan di teluk.

"Anak si Kantolo itu pandai sekali meniup suling. Mengalahi kepandaian ayahnya...." berkata salah seorang nelayan lalu menyedot rokok kawungnya dalam-dalam.

Ketika anak dan kerbau bergerak menjauhi tepi pasir seorang nelayan berseru, "Bocah pintar! Berhenti saja di bawah pohon kelapa sana! Teruskan meniup sulingmu agar kami terhibur!"

Anak di atas pungg
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #42 : Badai Di Parang Tritis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 23 April 2017

Kho Ping Hoo - BKS#17 - Pusaka Pulau Es

Kho Ping Hoo - BKS#17 - Pusaka Pulau Es
 Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1Pusaka Pulau Es

Seri : Bu Kek Siansu #17

Karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo

Pria penunggang kuda itu menghentikan kudanya dan memandang ke sekeliling dan dia terpesona. Memang pagi itu indah bukan main. Di sekeliling tempat itu terdapat bukit-bukit berjajar-jajar. Bukit-bukit di timur masih nampak gelap karena matahari baru muncul meng­intai dari balik punggung mereka. Akan tetapi bukit-bukit di barat sudah mulai menerima sinar matahari pagi yang kuning keemasan.

Nampak kabut menyingkir perlahan dihalau sinar matahari pagi. Sinar matahari pagi yang masih lembut namun sudah garang itu menerobos di antara kabut, sungguh merupakan keindahan yang sukar untuk dilukiskan. Keindahannya lebih terasa di dalam hati daripada di dalam mata. Burung-burung beterbangan mulai meninggalkan sarang, dan masih ada sempat berkicau di antara ranting-ranting pohon, membuat suasana makin ceria gembira dan mendorong seseorang untuk ikut bernyanyi-nyanyi. Matahari pagi mulai muncul dan sinarnya menghidupkan segalanya, membangunkan semuanya yang tadinya terlelap tidur dalam kegelapan sang malam. Nampak beberapa ekor kelinci dan kijang menyeberangi semak dengan hati-hati sekali, telinga mereka membantu mata yang menoleh ke kanan kiri, kemudian me
... baca selengkapnya di Kho Ping Hoo - BKS#17 - Pusaka Pulau Es Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1